HAKIKAT BAHASA


A. Pengertian Bahasa

            1 Pengertian Bahasa

            Bahasa adalah bentuk komunikasi yang dilakukan baik spontan, tertulis atau berupa isyarat, yang didasarkan pada suatu sistem dari simbol. Bahasa terdiri dari semua kata yang digunakan oleh suatu komunitas dan semua aturan untuk mengubah atau menggabungkan kata-kata tersebut. Definisi bahasa menurut para ahli:

  1. Bill Adams

            Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif.

  1. Wittgenstein

            Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.

  1. Ferdinand De Saussure

Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain.

  1. Plato

Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.

  1. Bloch & Trager

Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.

  1. Carrol

Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.

  1. Sudaryono

Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.

  1. William A. Haviland

Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.

     Sedangkan, bahasa memiliki karakteristik yang berbeda, karateristik tersebut diantaranya:
     1. Dinamis
            Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tak disertai oleh bahasa. Bahkan dalam bermimpi pun manusia menggunakan bahasa.
     2. Unik
            Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain. Bahasa itu unik, maksudnya, setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat atau sistem-sistem lainnya.
     3. Universal
            Selain bersifat unik, bahasa itu bersifat universal, artinya, ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Ciri-ciri yang universal itu tentunya merupakan unsur bahasa yang paling umum, yang bisa dikaitkan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat bahasa lain.
     4. Produktif
            Kata produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti produktif adalah “banyak hasilnya”, atau lebih tepat “terus menerus menghasilkan”. Bahasa itu produktif, maksudnya, meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu.
     5. Konvensional
            Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya bersifat arbitrer, penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa suatu lambang digunakan untuk mewakili konsep yang dilambangkannya.
     6. Arbitrer
            Kata arbitrer bisa diartikan ’sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, manasuka’. Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Umpamanya, antara [kuda] dengan yang dilambangkannya, yaitu “sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai”. Kita tidak dapat menjelaskan mengapa binatang tersebut dilambangkan dengan bunyi [kuda], bukan [aduk] atau [akud].
     7. Bermakna
            Sebagai lambang tentu ada yang dilambangkan. Maka, yang dilambangkan itu adalah suatu pengertian, konsep, ide atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi. Oleh karena lambang-lambang itu mengacu pada suatu konsep, ide atau pikiran, dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna.
     8. Bunyi
            Kata bunyi sering sukar dibedakan dengan suara, sudah biasa kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Secara teknis, menurut Kridalaksana, bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Bunyi itu bisa bersumber pada gesekan atau benturan benda-benda, alat suara pada binatang dan manusia.
     9. Lambang
            Kata lambang sering dipadankan dengan kata simbol dengan pengertian yang sama. Lambang dengan segala seluk-beluknya dikaji orang dalam kegiatan ilmiah dalam bidang kajian yang disebut ilmu semiotika atau semiologi, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia, termasuk bahasa. Dalam semiotika dibedakan adanya beberapa jenis tanda, yaitu antara lain tanda (sign), lambang (simbol), sinyal (signal), gejala (symptom), gerak isyarat (gesture), kode, indeks, dan ikon.

2 Pengertian Bahasa Inggris

            Bahasa Inggris adalah media komunikasi utama bagi masyarakat di negara Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, New Zealand, Afrika Selatan, dan di negara lainnya.

            Bahasa Inggris (English) merupakan bahasa resmi dari banyak negara-negara persemakmuran dan dipahami serta dipergunakan secara meluas. Bahasa Inggris dipergunakan di lebih banyak negara di dunia dibanding bahasa yang lain serta dibanding bahasa yang lain kecuali bahasa Cina, bahasa ini juga dipergunakan oleh lebih banyak orang. 

3 Sistem Aturan Bahasa

            Ralph Waldo Emerson, penulis Amerika abad ke-19 mengatakan, “Dunia dibangun dengan tatanan dan bahkan atom-atom berbaris rapi”, ia sedang membicarakan tentang bahasa. Bahasa ditata dan diorganisasikan dengan baik (Berko Gleason, 2005). Organisasi tersebut melibatkan lima sistem aturan: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik.

  1. Fonologi 

             Sistem bunyi bahasa, mencakup bunyi-bunyi yang digunakan dan bagaimana bunyi-bunyi tersebut dikombinasikan (Menn dan Stoel-Gammon, 2005). Contohnya, bahasa Inggris memiliki bunyi “sp”, “ba”, dan “ar”, tetapi rangkaian bunyi “zx” dan “qp” tidak ada. Sebuah fenom adalah unit dasar dari suara suara dalam suatu bahasa; fonem adalah unit terkecil dari suara yang mempengaruhi makna. Contoh yang baik dari fonem bahasa Inggris adalah /k/, yakni suara yang direpresentasikan oleh huruf “k” di dalam kata “ski” dan huruf c dalam kata “cat”. Bunyi /k/ hanya berbeda sedikit dalam kedua kata tersebut, dan dalam beberapa bahasa seperti bahasa Arab, dua bunyi tersebut merupakan fonem-fonem yang berbeda. Akan tetapi, variasi ini tidak dibedakan dalam bahasa Inggris, dan bunyi /k/ adalah sebuah fenom tunggal.

  1. Morfologi 

            Sistem dari unit-unit bermakna yang membentuk formasi kata. Sebuah morfem adalah unit terkecil yang masih memiliki makna; yang berupa kata (atau bagian kata) yang tidak dapat dipecah lagi menjadi bagian bermakna yang lebih kecil. Setiap kata dalam bahasa Inggris terdiri dari satu morfem atau lebih. Beberapa kata terdiri atas sebuah morfem tunggal (contohnya kata “help”), sedangkan kata-kata yang lain dapat terdiri dari lebih dari satu morfem (contohnya, “helper”, yang terdiri dari dua morfem, yaitu “help”+”er”, dengan morfem “-er”berarti “seseorang yang” dalam bahasa Inggris “helper” berarti “one who helps” (seseorang yang menolong)). Jadi, tidak semua morfem adalah kata-kata yang berdiri sendiri; contohnya “-pre”, “-tion”, dan “-ing” (dalam bahasa Inggris ) juga merupakan morfem.

            Sebagaimana aturan yang menentukan fonologi mendeskripsikan rangkaian suara yang dapat terjadi dalam suatu bahasa, aturan morfologi mendeskripsikan bagaimana unit-unit yang bermakna (morfem-morfem) dapat dikombinasikan dalam kata-kata (Tager-Flusberg, 2005). Morfem-morfem memiliki banyak tugas dalam tata bahasa, seperti menandai “tense” (keterangan waktu dalam bahasa Inggris), (contohnya, “she walks” dengan “she walked”) dan “jumlah” (contohnya, “she walks” dan “they walk”).

  1. Sintaksis 

            Cara mengkombinasikan kata-kata agar membentuk frasa-frasa dan kalimat-kalimat yang dapat diterima. Jika seseorang berkata kepada kita, “Bob slugged Tom”(Bob meninju Tom) atau “Bob was slugged by Tom” (Bob ditinju oleh Tom). Kita mengerti siapa yang meninju dan siapa yang ditinju dalam tiap kasus tersebut karena kita memiliki suatu pemahaman sintaksis dari tata bahasa kalimat-kalimat tersebut. Kita juga memahami bahwa kalimat, “You didn’t stay, did you?” (Kamu tidak tinggal, kan?) merupakan kalimat yang dapat diterima secara tata bahasa  tetapi kalimat “You didn’t stay, did you?” adalah kalimat yang tidak dapat diterima secara tata bahasa serta ambigu.

  1. Semantik

            Sistem yang melibatkan makna dari suatu kata atau kalimat. Setiap kata memiliki sekumpulan makna semantik atau atribut-atribut penting terkait makna kata. Girl (anak perempuan) dan women (wanita), contohnya, memiliki kesamaan ciri semantik tetapi berbeda secara semantik dalam hal usia.

            Kata-kata memiliki keterbatasan semantik dalam cara mereka digunakan dalam kalimat (Pan, 2005). Kalimat “the bicycle talked the boy into buying a candy bar” (sepeda membujuk anak laki-laki membeli sekaleng permen) secara sintaksis benar tetapi secara semantik tidak benar. Kalimat tersebut melanggar pengetahuan semantik kita bahwa sepeda tidak dapat berbicara.

  1. Pragmatik

            Penggunaan bahasa yang tepat dalam konteks-konteks yang berbeda. Pragmatik meliputi banyak wilayah artinya harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi, seperti ketika berbicara dengan seorang guru atau menceritakan suatu cerita yang menarik, lelucon yang lucu dan kebohongan yang memperdayakan. Dalam tiap-tiap kasus tersebut, kita mendemonstrasikan bahwa kita memahami aturan-aturan budaya dalam menyesuaikan bahasa dengan konteksnya. 



B. Pentingnya Pendidikan Bahasa Inggris Pada Anak Usia Dini

            Pada masa kini bahasa Inggris tidak boleh dipandang sebelah mata. Hal ini dikarenakan begitu pentingnya bahasa Inggris. Banyak orang tua yang ingin mengajarkan anaknya belajar bahasa Inggris sejak usia dini, memang tidak mudah untuk mengajarkan anak usia dini, bukan hanya bahasa Inggris saja akan tetapi hal-hal yang lainnya.

            Mengajarkan bahasa Inggris pada anak usia dini tentu mempunyai cara yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan remaja atau dewasa. Pada anak usia dini, pengajaran bahasa Inggris hanyalah sebatas pengenalan. Jadi, anak usia dini hanya bisa diajarkan dasar-dasarnya saja dan mereka diajarkan dengan cara bermain, akan tetapi bukan hanya sekedar bermain. Bermain di sini adalah bermain yang diarahkan. Dengan cara inilah mereka bisa mengetahui banyak hal. Perlu kita ketahui bahwa pada saat anak bermain keadaan otak anak sedang tenang karena ia merasa senang dan ceria. Dengan keadaan seperti ini ilmu yang kita ajarkan bisa masuk dan tertanam dengan baik dan mudah dalam otak mereka.

            Pembelajaran bahasa Inggris pada anak usia dini hanya sebatas pengenalan dan dasar-dasarnya saja. Jadi, kita sebagai pendidik mengajarkan mereka hal-hal yang sangat dasar dahulu, misalnya huruf-huruf abjad bahasa Inggris, angka, macam-macam buah-buahan, macam-macam hewan, macam-macam warna, dan sedikit percakapan yang simple dan mudah (seperti good morning, how are you, dll).

            Peran aktif orang tua sangat diperlukan dalam hal ini, dengan kata lain orang tua pun dituntut untuk mengetahui sedikit tentang bahsa Inggris agar mereka bisa membeli buku tentang dasar bahasa Inggris dan mengajarkannya pada anak-anak mereka di rumah. Di bawah ini adalah beberapa alasan mengapa anak sejak dini harus dituntut untuk menguasai bahasa Inggris, antara lain:

  1. Faktor geografis

            Menjadi alasan pertama mengapa orang Indonesia perlu mempelajari bahasa Inggris. Indonesia dikelilingi oleh negara-negagara yang kebanyakan penduduknya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama atau kedua. Negara-negara tersebut antara lain Singpura, Malaysia, Filiphina, Australia, dan lain sebagainya. Dengan belajar bahasa Inggris akan memudahkan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain apabila suatu saat pergi ke luar negeri.

  1. Bahasa Inggris perlu dipelajari karena penggunaannya secara luas sebagai bahasa komunikasi internasional.

            Agar dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda latar belakang budaya dan kenegaraannya, bahsa Inggris menjadi pilihan utama yang sering dipakai dalam melakukan komunikasi. Contoh yang mudah dilihat ada pada dunia pariwisata. Para wisatawan yang melakukan perjalanan ke luar negeri biasanya menggunakan bahasa Inggris untuk dapat berkomunikasi dengan warga setempat. Selain itu, bahasa Inggris juga menjadi bahasa pengantar resmi dalam dunia transportasi baik di udara maupun di laut.

  1. Informasi yang terdapat di dunia juga kebanyakan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa publikasinya

            Sebagian besar situs-situs penyedia informasi di internet berbahasa Inggris. Tidak hanya di internet, buku-buku juga tidak sedikit yang memakai bahasa Inggris. Dengan lancar berbahasa Inggris akan sangat membantu anak dalam menjelajah dan mengakses sumber pengetahuan baik dari media tulis maupun media elektronik.





C. Pendekatan Teori Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Anak Usia Dini

            Sebagai seorang pendidik anak usia dini sebelum mereka memulai pembelajaran, mereka harus mengetahui karakteristik anak-anak yang dididik terlebih dahulu, karena itu membantu mereka dalam memudahkan perkembangan anak-anak dalam pembelajaran.

            Adapun secara umum karakteristik anak-anak usia dini yang dimaksud, antara lain:

  1. Aspek Kognitif

  1. Mereka telah memiliki kemampuan untuk mengintepretasikan arti/makna.
  2. Mereka memiliki daya perhatian dan konsentrasi yang terbatas.
  3. Mereka telah memiliki daya untuk berimaginasi.
  4. Mereka memahami situasi.

  1. Aspek Afektif

  1. Mereka senang menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru.
  2. Mereka senang berbicara.
  3. Mereka senang bermain dan bekerja sendiri.
  4. Mereka tertarik pada aktivitas yang sesuai dengan mereka.

  1. Aspek Psikomotorik

  1. Mereka memiliki keterampilan dalam bahasa secara terbatas namun kreatif.
  2. Mereka dapat belajar dengan melakukan sesuatu.
  3. Mereka belajar bahasa Inggris dengan mempraktikannya.
  4. Mereka dapat bekerja sama dengan orang dewasa.
  5. Mereka akan belajar dengan sangat baik apabila mereka terlibat dalam aktivitas yang sesuai dengan diri mereka.

            Memperhatikan karakteristik anak-anak tersebut, tujuan pembelajaran bahasa Inggris untuk anak usia dini secara umum dapat ditentukan sebagai berikut :

  1. Membuat anak merasa berkompeten dan percaya diri dalam bahasa Inggris.
  2. Menyediakan lingkungan pembelajaran yang aman, bersifat menghibur dan rekreatif serta mendidik.
  3. Menciptakan pembelajar bahasa Inggris untuk jangka panjang.



D. Tahapan-tahapan Dalam Belajar Bahasa Inggris

            Pengajaran bahasa Inggris dilakukan secara bertahap. Sama halnya dengan belajar bahasa Indonesia anak tidak langsung berbicara, membaca dan menulis secara bersamaan. Sebelum bisa berbicara dalam bahasa Indonesia mereka harus mendengarkan terlebih dahulu bahasa Indonesia. Jika mereka tidak pernah mendengarkannya mereka akan mengalami kesulitan dalam berbicara. Itu sebabnya biasanya anak yang tuli juga otomatis bisu karena dia tidak bisa mendengar sehingga tidak bisa menirukannya. Jadi, pada intinya belajar bahasa apapun caranya sama. Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam belajar bahasa Inggris bagi anak :

  1. Listening (Mendengar)

            Selain mendengar kita berbicara, anak juga bisa mendengar dengan cara dibacakan buku cerita dalam bahasa Inggris,mendengar nyanyian sederhana ataupun menonton DVD atau video berbahasa Inggris. Tapi untuk pengetahuan awal, sebagai pendidik kita harus memilih kata-kata yang sedikit dan sederhana.

  1.  Speaking (Berbicara)

            Setelah anak sering mendengar dalam bahasa Inggris, anak bisa didorong untuk berbicara dalam kalimat-kalimat sederhana. Misalnya, dengan menerapkan waktu 30 menit sehari sebagai waktu keluarga untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Layaknya anak usia balitayang baru memulai berbicara, anak juga memulai berbicara dalam bahasa Inggris meskipun dengan satu kata seperti book (buku) ketika melihat kakaknya membawa buku. Lalu kembangkan menjadi kalimat-kalimat pendek seperti, she brings book.

  1. Reading (Membaca)

            Ada dua metode umum dalam mengajarkan anak belajar membaca dalam bahasa Inggris yaitu whole language approach dan phonic.

  1. Whole language approach

            Suatu metode belajar membaca dengan menjadikan bahasa sebagai salah satu kesatuan tidak terpisah-terpisah.belajar membaca juga harus sesuai dengan konteksnya. Metode ini lebih menekankan pada arti suatu kata. Contohnya, ketika melihat kata “cat” (kucing) anak langsung diberitahu bahwa itu bacanya “ket”  dan itu artinya kucing. Biasanya anak belajar membaca dengan sistem mengingat (memorize) kata yang sudah pernah disebutkan. Kelebihan metode ini adalah anak lebih cepat bisa membaca tapi akan kesulitan ketika harus menuliskan kata yang dimaksud terutama kata-kata yang cukup panjang.

  1. Phonic 

            Suatu metode belajar membaca melalui huruf dengan cara mengejanya satu persatu, misalkan “cat” (kucing) berarti dieja “keh-e-teh” dan dibaca “ket”. Setiap kata diurai menjadi huruf-huruf. Karena belajar melalui mengeja maka anak memerlukan waktu yang lebih lama untuk bisa membaca. Tapi kelebihannya anak lebih mudah ketika harus menuliskan kata yang dia dengar. Untuk memudahkan anak belajar dan membaca, kita sebagai pendidik sebaiknya memilih buku-buku yang sesuai dengan tingkatannya. Misalnya, anak yang baru mulai membaca, sebagai pendidik kita memilih buku-buku yang hanya terdiri dari satu kata misalkan halaman pertama ada gambar buah apel dan di bawahnya ada tulisan This is Apple. Setelah itu bisa dicoba dengan kata yang lain, misalkan I like banana. Anak bisa membuat sendiri buku-buku seperti itu atau mendapatkannya melalui reading A to Z.

  1. Writing (Menulis)

            Ini adalah tahapan yang paling sulit dalam belajar bahasa Inggris, karena ada banyak aturan yang harus dipatuhi. Biasanya orang Indonesia pasti akan kesulitan untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Sebenarnya bukan karena tidak bisa melainkan karena takut salah. Padahal meskipun kita salah mengucapkan susunan beberapa kalimat atau salah kata bahasanya lawan bicara kita pasti mengerti. Tapi lain halnya dengan menulis, ketika kita melakukan banyak sekali kesalahan tata bahasa dan cara pengejaan bisa jadi orang yang membaca tulisan kita tidak mengerti apa yang kita tulis. Karena ini relatif sulit, maka menulis menjadi tahapan terakhir. Sebagai pendidik kita tidak boleh terburu-buru mengajarkan grammar atau menulis apabila anak belum menguasai tiga tahap sebelumnya.

            Untuk mengajarkan anak grammar sebaiknya dilakukan secara implisit melalui buku yang berisi kalimat-kalimat yang berpola sama. Misalkan apabila halaman pertama berisi kalimat past tense maka halaman-halaman berikutnya juga berpola past tense. Sehingga setelah beberapa kali pengulangan anak bisa mendapatkan gambaran kapan kalimat bentuk past tense itu digunakan. Jika anak diajarkan grammar secara eksplisit yaitu dengan penjelasan panjang lebar mengenai past tense lengkap dengan rumus yang harus dihafal, maka anak akan kebingungan dan akhirnya malah merasa takut untuk menulis. Seperti ketika berbicara anak sebaiknya memulai dengan menulis satu kata, kemudian satu kalimat pendek, lalu satu kalimat panjang, kemudian satu paragraf dan seterusnya. Mungkin nanti tanpa kita sadaritiba-tiba anak sudah bisa menulis satu buku dalam bahasa Inggris.

            Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bahasa Inggris untuk anak usia dini agar pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan seperti yang diharapkan:

  1. Melengkapi aktivitas pembelajaran dengan media visual dan gerakan-gerakan serta kombinasi antara ‘bahasa lisan’ dengan ‘bahasa tubuh’ atau ‘demonstrasi’.
  2. Melibatkan anak-anak di dalam pembuatan media visual.
  3. Berpindah dari aktivitas yang satu ke aktivitas yang lain dengan cepat.
  4. Membangun rutinitas di dalam kelas dengan menggunakan bahsa Inggris.
  5. Gunakan bahasa ibu apabila diperlukan.
  6. Mengajar berdasarkan tema dan menstimulasi imajinasi dan kreativitas anak-anak.
  7. Mengunakan cerita dan konteksyang sudah dikenal oleh anak-anak.
  8. Mengundang masyarakat sekitar (orang tua, mahasiswa, dsb.) yang bisa berbahasa Inggris untuk bercerita di dalam kelas.
  9. Berkolaborasi dengan guru lain di sekolah kita.
  10. Berkomunikasi dengan guru atau pengajar untuk anak usia dini lainnya di luar sekolah tempat kita mengajar.

Komentar