BERMAIN UNTUK ANAK USIA DINI

  1. Tujuan Bermain
Agus Mahendra (2005), salah seorang pelajar di Universitas Terbuka, menjelaskan bahwa bermain dapat menimbulkan keriangan, kelincahan, relaksasi, dan harmonisasi sehingga seseorang cenderung bergairah. Kegairahan dapat memudahkan timbulnya inspirasi sehingga anak-anak dapat dengan mudah melakukannya tanpa harus ada paksaan dan hambatan.
Sebagaimana sifatnya, anak-anak akan mudah terbangkit minatnya untuk bermain. Permainan yang dapat dilakukan dengan mudah cenderung menimbulkan tantangan pada anak untuk mengerahkan semua ketangkasannya. Siswa yang terbangkit semangatnya akan melanjutkan kegiatannya dan melupakan segala kelelahan yang dialaminya.
Bermain diartikan para ahli sebagai semua perilaku yang melibatkan kriteria tentang pengambilan keputusan, kenyataan internal, dan motivasi intrinsic dari orang yang melakukannya. Dalam hal ini, keputusan harus diambil oleh orang atau anak yang terlibat dalam permainan, kemudian para pemain harus menyadari kenyataan kehidupan sehari-hari, dan motivasi yang timbul hendaknya muncul dari dalam diri (intrinsik) orang atau anak yang terlibat di dalamnya.
  1. Manfaat Bermain
Banyak manfaat yang akan didapatkan dalam sebuah permainan. Masing-masing permainan memiliki kebermanfaatannya sesuai dengan jenis, metode, dan caranya. Namun secara umum, kebermanfaatan bermain dalam disimpulkan sebagai berikut.
  1. Aspek Fisik
Bermain membutuhkan fisik yang sehat untuk melakukan gerakan-gerakan yang kecil dan besar, atau bahkan gerakan yang belum pernah dilakukan sama sekali. Dengan melakukan gerakan-gerakan tersebut, akan memiliki fungsi yang sama dengan olahraga yang kemudian membentuk tubuh menjadi sehat.
  1. Aspek Perkembangan Motor Kasar dan Halus
Pada aspek ini, anak akan belajar membuat keputusan dan menyiasati suatu permainan sehingga memunculkan kecerdasannya yang akan berimplikasi pada keterampilannya anak. Jika anak sudah sering menyiasati atau mengambilkan suatu alternative, dalam kehidupan kesehariannya, anak tidak akan merasa kesulitan dalam menghadapi suatu masalah karena anak sudah terampil dan terlatih melalui permainan.
  1. Aspek Sosial
Anak belajar untuk berinteraksi dengan orang lain, enjalin hubungan, memecahkan masalah, bahkan juga belajar berpisah dari ibu atau pengasuhnya.
  1. Aspek Bahasa
Aspek bahasa disini adalah keterampilan anak dalam melakukan komunikasi verbal dan komunikasi sosial. Komunikasi verbal akan memberikan masukan kepada anak tentang kosakata yang belum dimiliki dari teman bermain tanpa dan atau disadari. Sementara, komunikasi sosial membentuknya menjadi anak yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman.
  1. Aspek Emosi dan Kepribadian
Melalui bermain, anak memiliki rasa percaya diri dan merasa dihargai. Anak akan berusaha melepaskan keteangan yang dialamnya melalui permainan yang dilakukannya.
Dalam memilih alat bermain, sebaiknya carilah bahan-bahan yang tiak berbahaya, hindari alat permainan yang bersudut runcing, mengandung warna dan rasa yang beracun, sambungan kurang kuat, mudah rusak, dan lain sebagainya.
Selalu usahakan memberikan waktu untuk bermain bagi anak karena bagaimanapun anak-anak kita juga memiliki kebutuhan untuk member rasa nyaman pada dirinya.
  1. Fungsi bermain bagi anak usia dini
Sesuia dengan pengertian bermain yang merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi perkembangan anak usia dini. Menurut Hartley Frank dan Goldenson (Gordon & Browne, 1985: 268) ada 8 fungsi bermain bagi anak:
  1. Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Contohnya, meniru ibu masak di dapur, dokter mengobati orang sakit, dan sebagainya.
  2. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata seperti guru mengajar di kelas, sopir mengendarai bus, petani menggarapa sawah, dan sebagainya.
  3. Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata. Contohnya, ibu memendikan adik, ayah membaca Koran, kakak mengerjakan tugas sekolah, dan sebagainya.
  4. Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng, menepuk-nepuk air, dan sebagainya.
  5. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang yang tidak dapat diterima seperti berperan sebagai pencuri, menjadi anak nakal, pelanggar lalu lintas, dan lain-lain.
  6. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan seperti gosok gigi, sarapan pagi, naik angkutan kota, dan sebagainya.
  7. Mencerminkan pertumbuhan seperti semakin bertambah tinggi tubuhnya, semakin gemuk badannya,dan semakin dapat berlari cepat.
  8. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah seperti menghias ruangan, menyiapkan jamuan makan, pesta ulang tahun.
Sedangkan menurut Hetherington & Parke (1979) bermain juga berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu, dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Bermain juga meningkatkan perkembangan sosial anak. Dengan menampilkan ber macam peran, anak berusaha untuk memahami peran orang lain dan menghayati peran yang akan diambilnya setelah ia dewasa kelak. Fungsi bermain tidak saja dapat meningkatkan perkembangan kognitif dan sosial, tetapi juga perkembangan bahasa, disiplin, perkembangan moral, kreativitas, dan perkembangan fisik anak.
Selain itu ada beberapa fungsi bermain yang lain adalah sebagai berikut:
  1. Mempertahankan keseimbangan
Kegiatan bermain dapat membantu penyaluran kelebihan tenaga. Setelah melakukan kegiatan bermain anak memperoleh keseimbangan antara kegiatan dengan menggunakan kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan ketenangan. Bermain juga memberikan dorogan emosi secara aman, misalnya melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima dalam kehidupan nyata.
  1. Menghayati berbagai pengalaman yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari
Anak yang bermain seolah-olah ia sedang dalam perjalanankereta api atau melakkan jual beli, atau sedang menyuntik pasien, mengatur meja makan, atau membersihkan rumah, adalah kegiatan bermain yang didasarkan pada penghayatan terhadap peristiwa-peristiwa yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi bermain sebagai sarana untuk menghayati kehidupan sehari-hari ini berguna untuk menumbuhkan kebiasaan pada anak, selain juga mengenal berbagai profesi contohnya bila orang sakit harus berobat ke puskesmas, bila sakit gigi berobat ke dokter gigi, untuk menyiapkan makanan harus belanja ke pasar terlebih dahulu dan seterusnya.
Fungsi bermain yang satu ini juga memiliki nilai terapeutik. Misalnya, bila anak selalu dimanjakan dalam keluarga, ia mungkin tidak akan menyukai kehadiran anak lain di rumahnya. Kehadiran anak lain dapat dianggap merupakan singan baginya atau ancaman berkurangnya kasih sayang yang akan diperolehnya. Bila ia diperkenankan bermain dengan boneka atau binatang peliharaan, ia dapat menyalurkan perasaan kasih sayangnya kepada boneka atau bintang tersebut sehingga ia dapat mengembangkan empati dari dalam dirinya. Permainan lain yang bersifat terapeitk adalah kegiatan menggambar, bermain dengan air, tanah liat atau lilin.
  1. Mengantisipasi peran yang akan dijalani di masa yang akan datang
Meskipun anak berpura-pura memerankan seorang ibu/ayah, perawat, atau sopir truk, namun sebenarnya kegiatan tersebut merupakan upaya untuk mempersiapkan anak melaksanakan peran tersebut kelak. Beperan sebagai orang tua, berarti mencoba menghayati perilaku, perasaan, dan sikap sebagai orang tua, sehingga bila seorang anak laki-laki dengan bangga memerankan peranan ayah, umpamanya memakai dasi, berangkat ke kantor, menerima tamu,berekreasi dengan anak-anak ia dapat merasa benar-benar sebagai ayah.
  1. Menyempurnakan keterampilan-keterampilanyang dipelajari
Anak usia dini merupakan pribadi yang sedang tumbuh. Dengan demikian anak selalu berusaha menggunakan kekuatan tubuhnya. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan geraknya. Pada usia 3 tahun anak baru mulai bellajar mengendarai sepeda roda tiga dan mencoba untuk menguasainya. Menginjak usia 4 tahun ia dengan mudahnya mengendarai sepeda roda tiga tersebut. Semakin bertambah usianya semakin mantap keterampilannya mengendarai sepeda roda tiga tersebut. Bahkkan anak ingin mencoba mengendarai sepeda roda dua.
Bukan hanya keterampilan gerak yang dimantapkan, tetapi juga interaksi sosial. Bermain melihat latihan spotan untuk meningkatkan keterampilan tersebut.
  1. Menyempurnakan keterampilan memecahkan masalah
Masalah yang dihadapi oleh anak sehari-hari dapat bersifat masalah emosional, sosial, maupun intelektual. Anak dapat menggunakan kegiatan bermain sebagai sarana untuk memecahkan persoalan intelektualnya. Dengan bermain anak dapat menyalurkan rasa ingin tahunya seperti bagaimana caranya memasak air, mengapa pohon layu bila tidak diberi air, mengapa es mencair di udara terbuka, dan sebagainya.
  1. Meningkatkan keterampilan berhubungan dengan anak lain
Melalui kegiata bermain anak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan keterampilan bergaulnya seperti bagaimana menghindari pertentangan dengan teman, bagaimana tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, berbagi kesempatan menuntut hak dengan cara yang dapat diterima, mengkomunikasikan keinginan, dan bagaimana caranya mengungkapkan perasaan serta kebutuhannya.


  1. Cara memilih permainan yang sesuai dengan pembelajaran anak usia dini
Agar tujuan pembelajaran tercapai dan proses belajar mengajar yang tidak membosankan tercipta, kita perlu memahami secara tepat tentang tingkat perkembangan anak. Dengan pemahaman tersebut kita diharapkan dapat menempatkan alat permainan secara tepat. Alat permainan yang sesuai dengan kebutuhan anak akan memacu perkembangan mereka. Selain itu, alat permainan juga berfungsi sebagai dorongan atau tantangan bagi anak. Ketika anak usia tiga tahun diberi mainan puzel yang terdiri atas 15 potongan, puzel tersebut pasti hanya akan diacak-acak. Tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang yang diharapkan untuk dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang telah dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional. Pertumbuhan anak yang mencakup pemantauan kondisi kesehatan dan gizi mengacu pada panduan Kartu Menuju Sehat (KMS)ndan deteksi dini tumbuh kembang anak. Perkemabngan anak berlangsung secara berkesinambungan. Tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, pada tahap selanjutnya. Walaupun setiap anak adalah unik, karena perkembangan anak berbeda satu sama lain yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, namun perkembangan anak tetap mengikuti suatu pola umum. Agar anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal, keterlibatan orangtua dan orang dewasa menyeluruh dan terpadu, yang meliputi pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi, dan perlindungan yang diberikan secara konsisten melalui pembiasaan.
Tingkat pencapaian perkembangan disusun berdasarkan kelompok usia anak:
0 - < 2 tahun; 2 < 4 tahun; dan 4 - 6 tahun. Pengelompokan usia 0 - < 1 tahun dilakukan dalam rentang tiga bulan karena pada tahap usia ini perkembangan anak berlangsung sangat pesat. Pengelompokan usia 1 - < 2 tahun dilakukan dalam rentang enam bulanan karena pada tahap usia ini perkembangan anak berlangsung tidak sepesat usia sebelumnya. Untuk kelompok usia selanjutnya, pengelompokan dilakukan dalam rentang waktu per tahun.
  1. Tahap usia 0 - < 2 tahun, terdiri atas kelompok usia:
  • < 3 bulan
  • 3 - < 6 bulan
  • 6 - < 9 bulan
  • 9 - < 12 bulan
  • 12 - < 18 bulan
  • 18 - < 24 bulan
  1. Tahap usia 2 – < 4 tahun, terdiri atas kelompok usia:
  • 2 - <3 tahun
  • 3 - < 4 tahun
  1. Tahap usia 4 - 6 tahun, terdiri atas kelompok usia:
  • 4 - < 5 tahun
  • 5 - ≤ 6 tahun
Selain berdasarkan pengelompokan usia, pemilihan permainan didasarkan juga pada hal-hal berikut:
  1. Perkembangan emosi dan sosial anak
Perkembangan emosi erat hubungannya dengan perkembangan sosial. Walaupun demikian, masing-masing perkembangan memiliki kekhususan. Unsure-unsur yang terkait didalam emosi anak adalah perhatian atau pujian. Penguasaan emosi pada anak banyak tergantung pada factor-faktor kematangan anak itu sendiri.
Sedangkan contoh aspek sosial yang terjadi adalah interaksi yang lancar antara guru dan anak. Agar hubungan erat antara guru/pendidik dan anak terjalin, beberapa permainan atau alat bermain dibutuhkan pada wal tahun ajaran.
  • Puzzle yang terdiri dari satu potong gambar, kemudian bertahap ke puzzle yang memiliki lebih dari satu potong
  • Alat meronce yang berbentuk manic-manik besar dengan tali dan lubang yang cukup besar.
  • Buku perpustakaan yang terdiri atas buku dengan gambar yang besar dan huruf dalam jumlah sedikit.
  • Lilin untuk membentuk dari bentuk yang mudah hingga bentuk yang sulit
  • Alat untuk menggambar semua yang diekspresikan oleh anak.
  • Pasir, rumah-rumah, dan alat masak-masak untuk bermain.
Factor emosi dan sosial merupakan perkembangan kepribadian dan pembiasaan (suatu perilaku yang sering berulang sehingga menciptakan suatu kebiasaan) yang dapat membentuk:
  • Kemandirian, yaitu mampu mengurus diri sendiri(mandi, berpakaian, bersepatu, menyikat gigi, mengurus barang-barang milik sendiri).
  • Kebiasaan menghargai orang lain, milik orang lain, pendapat orang lain.
  • Kemampuan mengambil atau memilih tugas
  • Rasa tanggung jawab, yaitu mampu menyelesaikan tugas.
  • Kemampuan mengendalikan diri
  • Kemampuan kerja sama
  • Kemampuan mendengarkan orang lain
  • Kemampuan mengungkapkan diri
Alat permainan yang diperlukan dalam proses pengembangan diri dapat dipilih sesuai kebutuhan individual, kelompok kecil, maupun kelompok besar. Jumlah alat tidak perlu sebanyak anak di dalam kelas, tetapi cukup untuk digunakan secara bergantian. Alat permainan perkembangan emosi sosial antara lain:
  • Balok bangunan, berbagai macam balok seperti balok besar, kecl, polos, warna, bentuk geometri, kubus-kubus, dan prisma.
  • Berbagai macam mozaik
  • Puzzle lantai yang dimainkan bersama
  • Papan permainan
  • Sudut keluarga, toko-tokoan, permainan rumah sakit, polisi, kantor pos.
  1. Motorik halus
Menurut Prof. Janet W Lerner, seorang guru besar di Universitas Northeastern Illonois dalam bidang ilmu kemampuan dan ketidakmampuan belajar, motorik halus adalah keterampilan menggunakan media dengan koordinasi antara mata dan tangan. Oleh karena itu, gerakan tangan perlu dikembangkan dengan baik agar keterampilan dasar yang eliputi garis horizontal ( ___ ), garis vertical ( III ), garis miring kiri, atau miring kanan ( ///), lengkung ( ) ( ), atau lingkaran ( oo) dapat terus ditingkatkan.
Dengan memiliki keterampilan gerakan dasar maka anak mulai berekspolrasi membuat bentuk-bentuk huruf. Alat-alat yang digunakan sebagai media penunjang keterampilan dasar tersebut sebaiknya bervariasi seperti:
  • Lilin
  • Papan tulis, kertas, alat tulis, ranting kayu, pensil gambar dan sepidol
  • Jari jemari
  • Alat pasang-memasang
  • Kertas
  • Gunting
  • Bentuk geometri untuk menjiplak
  1. Motorik kasar
Terdapat banyak kegiatan dan alat permainan yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan dengan menggunakan otor besar – menggunakan gerakan-gerakan bagian tubuh dengan tangkas dan tegas.
Alat permainan yang digunakan antara lain:
  • Kantong biji untuk dilempar, ditangkap, dan diletakkan di kepala sambil berjalan
  • Simpai untuk kegiatan melompat
  • Titian untuk menitih sambil melihat lurus kedepan
  • Bola besar dan bola kecil untuk pelatihan melempar dan menangkap
  1. Perkembangan bahasa
Dasar utama perkembangan bahasa adalah pengalaman berkomunikasi yang kaya. Pengalaman yang kaya itu akan menunjang factor-faktor bahasa yang lain, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Mendengarkan dan membaca termasuk keterampilan berbahasa yang bersifat menerima, sedangkan berbicara dan menulis merupakan keterampilan yang ekspresif. Perkembangan masing-masing factor secara bertahap dan pentingnya memantau persepsi, ingatan, penglihatan, dan pendengaran anak agar dapat mendeteksi kelemahan dan pengetahuannya dalam bentuk bahasa. Sebuah pendapat mendapatkan bahwa kecepatan peningkatan berbahasa anak diberikan secara terpadu dan utuh.
Dengan kebiasaan dan pelatihan mendengarkan yang bervariasi, anak akan memiliki keterampilan mendengarkan orang lain dengan baik. bila guru selalu memusatkan perhatian pada kegiatan mendengarkan dan berbicara, anak diharapkan terampil mengemukakan pendapat dengan kemandirian dan tanpa pertolongan. Hal ini akan membuat anak meningkatkan motivasi, minat, percaya diri, dan membantu pembentukan kepribadian anak itu sendiri. Keterampilan dan kemampuan secara mental yang ekspresif disertai dengan keterampilan mengkoordinasikan motorik halus dan tangan dan mata membuahkan coretan-coretan yang mereka artikan “saya menulis”. Dan ini merupakan penulisan pertama seorang anak. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, semua kegiatan dan lingkungan pembelajaran dipersiapkan dengan cermat.
Alat permainan yang dapat membantu anak mendeskripsikan fungsi, bentuk, dan warnanya dapat diuraikan sebagai berikut:
  • Benda dan gambar alat intruksi guru
  • Alat permainan gambar, gambar berurutan
  • Alat tulis dan menggambar media kreativitas
  • Kumpulan buku cerita dan buku reveresi untuk dibacakan kepada anak maupun untuk dipinjam, untuk diingat dan diceritakan kembali.
  • Kumpulan gambar provesi
  • Kumpulan gambar, poster untuk berbagai macam tema sebagai konsep dasar yang perlu diketahui anak
  1. Persepsi penglihatan
Alat permainan yang mendukung hal ini antara lain benda, gambar, bentuk huruf, bentuk geometri dari berbagai warna dan ukuran untuk dikelompokkan, bermacam-macam papan permainan yang digunakan untuk berbagai macam bentuk balok yang berwarna-warni.
  1. Persepsi pendengaran
Alat permainan yang digunakan untuk meningkatkan persepsi pendengaran adalah puzzle dan gambar serta alat music dan benda-benda lain yang dapat menghasilkan bunyi.
  1. Keterampilan berpikir
Alat permainan yang dapat digunakan untuk mendukung proses keterampilan tersebut adalah berbagai alat permainan yang berbentu keeping-keping bentuk, mozaik, benda-benda lain, seperti batu untuk menghitung. Dengan bermain balok, kemampuan mengamati maupun ingatan visual anak akan terlatih. Hari ini anak mengambil balok yang paling panjang dan mulai membangun. Esok hari dia akan mencari yang paling panjang dan mulai membangun lagi. Tidak mustahil anak tersebut akan berujar, “mana balok yang paling panjang?aku minta yang paling panjang”. Kemampuan berbahasapun akan makin meningkat. Anak dapat berdiskusi secara sepontan tentang bangunan yang mereka bentuk. Dalam permainan ini pendamping dapat memantau kemampuan anak. Bermain balok sangat berperan dalam mengembangkan kemampuan anak. Mencari keseimbangan dan memilih mana yang cukup panjang berarti membuat estimasi. Anak juga menafsir jumlah balok yang dibutuhkan olehnnya dan teman-temannya. Anak-anak juga menafsir jumlah pemain tiap satu set balok, menentukan nama bangungan yang berhasil dibentuknya, menunjukkan atau membuat bangunan yang sama, bahkan lebih besar atau lebih kecil. Dengan melakukan eksplorasi yang didasarkan pada pilihan sendiri maka anak lebih mudah memahami berbagai konsep.
  1. Jenis permainan
Jenis permaininan ada dua macam, yaitu permainan outdoor(luar ruangan) dan permainan indoor (dalam ruangan). Pilihlah sesuai dengan medan yang dimiliki.
  1. Permainan Outdoor
Permainan outdoor biasanya dilakukan dengan jumlah personel yang tidak sedikit dan membutuhkan banyak gerak sehingga membuat hal ini membutuhkan ruang yang luas untuk gerak leluas bagi anak. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa permainan outdoor ini biasa membuat anak memjadi kotor jika anda tidak menginginkan anak menjadi kotor.
Untuk permaina outdoor ini, memang lebih mudah, karena masih banyak terdapat tanah lapang. Beberapa keuntungan yang didapatkan dari permainan outdoor ini adalah anak dapat mengenal dan persentuhan langsung dengan alam, lebih banyak memberikan rasa nyaman terhadap anak untuk bergerak dan membuat anak tidak jenuh karena banyak hal yang bisa dilihatnya.
  1. Permainan Indoor
Pemainan indoor dilakukan disebuah ruangan dengan batas-batas tembok. Hal ini membuat akses anak tertutup. Namun, banyak permainan yang menuntut dan untuk dilakukan didalam ruangan, juga ada permainan yang tidak perlu dilakukan tanah lapang. Dengan demikian, permainan indoor membutuhkan personel yang lebih sedikit daripada permainan indoor karena ruang yang terbatas.
Terkadang, permainan indoor ini cenderung memiliki fasilitas yang minim. Namun, hal ini dapat disiasati dengan mempersiapkan media atau alat-alat permainan terlebih dahulu sehingga dapat menghindari improvisasi dan bentuk permainan yang ala kadarnya.
Permaina indoor akan melindungi anak dari panans matahari dan polusi udara serta binatang-binatang kecil yang berbahaya. Kebanyakan fasilitator menganggap bahwa permainan indoor ini lebih memberikan rasa nyaman terhadap anak daripada permainan indoor. Akan tetapi, setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda. Sebagian anak lebih senang berada diluar dan sebagian lainnya berada didalam ruangan. Fasilitator permainan harus pandai memilih hal ini.



Komentar