- Tujuan Bermain
Agus
Mahendra (2005), salah seorang pelajar di Universitas Terbuka,
menjelaskan bahwa bermain dapat menimbulkan keriangan, kelincahan,
relaksasi, dan harmonisasi sehingga seseorang cenderung bergairah.
Kegairahan dapat memudahkan timbulnya inspirasi sehingga anak-anak
dapat dengan mudah melakukannya tanpa harus ada paksaan dan hambatan.
Sebagaimana
sifatnya, anak-anak akan mudah terbangkit minatnya untuk bermain.
Permainan yang dapat dilakukan dengan mudah cenderung menimbulkan
tantangan pada anak untuk mengerahkan semua ketangkasannya. Siswa
yang terbangkit semangatnya akan melanjutkan kegiatannya dan
melupakan segala kelelahan yang dialaminya.
Bermain
diartikan para ahli sebagai semua perilaku yang melibatkan kriteria
tentang pengambilan keputusan, kenyataan internal, dan motivasi
intrinsic dari orang yang melakukannya. Dalam hal ini, keputusan
harus diambil oleh orang atau anak yang terlibat dalam permainan,
kemudian para pemain harus menyadari kenyataan kehidupan sehari-hari,
dan motivasi yang timbul hendaknya muncul dari dalam diri (intrinsik)
orang atau anak yang terlibat di dalamnya.
- Manfaat Bermain
Banyak
manfaat yang akan didapatkan dalam sebuah permainan. Masing-masing
permainan memiliki kebermanfaatannya sesuai dengan jenis, metode, dan
caranya. Namun secara umum, kebermanfaatan bermain dalam disimpulkan
sebagai berikut.
- Aspek Fisik
Bermain
membutuhkan fisik yang sehat untuk melakukan gerakan-gerakan yang
kecil dan besar, atau bahkan gerakan yang belum pernah dilakukan sama
sekali. Dengan melakukan gerakan-gerakan tersebut, akan memiliki
fungsi yang sama dengan olahraga yang kemudian membentuk tubuh
menjadi sehat.
- Aspek Perkembangan Motor Kasar dan Halus
Pada
aspek ini, anak akan belajar membuat keputusan dan menyiasati suatu
permainan sehingga memunculkan kecerdasannya yang akan berimplikasi
pada keterampilannya anak. Jika anak sudah sering menyiasati atau
mengambilkan suatu alternative, dalam kehidupan kesehariannya, anak
tidak akan merasa kesulitan dalam menghadapi suatu masalah karena
anak sudah terampil dan terlatih melalui permainan.
- Aspek Sosial
Anak
belajar untuk berinteraksi dengan orang lain, enjalin hubungan,
memecahkan masalah, bahkan juga belajar berpisah dari ibu atau
pengasuhnya.
- Aspek Bahasa
Aspek
bahasa disini adalah keterampilan anak dalam melakukan komunikasi
verbal dan komunikasi sosial. Komunikasi verbal akan memberikan
masukan kepada anak tentang kosakata yang belum dimiliki dari teman
bermain tanpa dan atau disadari. Sementara, komunikasi sosial
membentuknya menjadi anak yang mudah bergaul dan memiliki banyak
teman.
- Aspek Emosi dan Kepribadian
Melalui
bermain, anak memiliki rasa percaya diri dan merasa dihargai. Anak
akan berusaha melepaskan keteangan yang dialamnya melalui permainan
yang dilakukannya.
Dalam
memilih alat bermain, sebaiknya carilah bahan-bahan yang tiak
berbahaya, hindari alat permainan yang bersudut runcing, mengandung
warna dan rasa yang beracun, sambungan kurang kuat, mudah rusak, dan
lain sebagainya.
Selalu
usahakan memberikan waktu untuk bermain bagi anak karena bagaimanapun
anak-anak kita juga memiliki kebutuhan untuk member rasa nyaman pada
dirinya.
- Fungsi bermain bagi anak usia dini
Sesuia
dengan pengertian bermain yang merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi
perkembangan anak usia dini. Menurut Hartley Frank dan Goldenson
(Gordon & Browne, 1985: 268) ada 8 fungsi bermain bagi anak:
- Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Contohnya, meniru ibu masak di dapur, dokter mengobati orang sakit, dan sebagainya.
- Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata seperti guru mengajar di kelas, sopir mengendarai bus, petani menggarapa sawah, dan sebagainya.
- Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata. Contohnya, ibu memendikan adik, ayah membaca Koran, kakak mengerjakan tugas sekolah, dan sebagainya.
- Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng, menepuk-nepuk air, dan sebagainya.
- Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang yang tidak dapat diterima seperti berperan sebagai pencuri, menjadi anak nakal, pelanggar lalu lintas, dan lain-lain.
- Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan seperti gosok gigi, sarapan pagi, naik angkutan kota, dan sebagainya.
- Mencerminkan pertumbuhan seperti semakin bertambah tinggi tubuhnya, semakin gemuk badannya,dan semakin dapat berlari cepat.
- Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah seperti menghias ruangan, menyiapkan jamuan makan, pesta ulang tahun.
Sedangkan
menurut Hetherington & Parke (1979) bermain juga berfungsi untuk
mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan bermain akan
memungkinkan anak meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu,
dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Bermain juga meningkatkan
perkembangan sosial anak. Dengan menampilkan ber macam peran, anak
berusaha untuk memahami peran orang lain dan menghayati peran yang
akan diambilnya setelah ia dewasa kelak. Fungsi bermain tidak saja
dapat meningkatkan perkembangan kognitif dan sosial, tetapi juga
perkembangan bahasa, disiplin, perkembangan moral, kreativitas, dan
perkembangan fisik anak.
Selain
itu ada beberapa fungsi bermain yang lain adalah sebagai berikut:
- Mempertahankan keseimbangan
Kegiatan
bermain dapat membantu penyaluran kelebihan tenaga. Setelah melakukan
kegiatan bermain anak memperoleh keseimbangan antara kegiatan dengan
menggunakan kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan ketenangan.
Bermain juga memberikan dorogan emosi secara aman, misalnya
melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima dalam
kehidupan nyata.
- Menghayati berbagai pengalaman yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari
Anak
yang bermain seolah-olah ia sedang dalam perjalanankereta api atau
melakkan jual beli, atau sedang menyuntik pasien, mengatur meja
makan, atau membersihkan rumah, adalah kegiatan bermain yang
didasarkan pada penghayatan terhadap peristiwa-peristiwa yang
dialaminya dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi bermain sebagai sarana
untuk menghayati kehidupan sehari-hari ini berguna untuk menumbuhkan
kebiasaan pada anak, selain juga mengenal berbagai profesi contohnya
bila orang sakit harus berobat ke puskesmas, bila sakit gigi berobat
ke dokter gigi, untuk menyiapkan makanan harus belanja ke pasar
terlebih dahulu dan seterusnya.
Fungsi
bermain yang satu ini juga memiliki nilai terapeutik. Misalnya, bila
anak selalu dimanjakan dalam keluarga, ia mungkin tidak akan menyukai
kehadiran anak lain di rumahnya. Kehadiran anak lain dapat dianggap
merupakan singan baginya atau ancaman berkurangnya kasih sayang yang
akan diperolehnya. Bila ia diperkenankan bermain dengan boneka atau
binatang peliharaan, ia dapat menyalurkan perasaan kasih sayangnya
kepada boneka atau bintang tersebut sehingga ia dapat mengembangkan
empati dari dalam dirinya. Permainan lain yang bersifat terapeitk
adalah kegiatan menggambar, bermain dengan air, tanah liat atau
lilin.
- Mengantisipasi peran yang akan dijalani di masa yang akan datang
Meskipun
anak berpura-pura memerankan seorang ibu/ayah, perawat, atau sopir
truk, namun sebenarnya kegiatan tersebut merupakan upaya untuk
mempersiapkan anak melaksanakan peran tersebut kelak. Beperan sebagai
orang tua, berarti mencoba menghayati perilaku, perasaan, dan sikap
sebagai orang tua, sehingga bila seorang anak laki-laki dengan bangga
memerankan peranan ayah, umpamanya memakai dasi, berangkat ke kantor,
menerima tamu,berekreasi dengan anak-anak ia dapat merasa benar-benar
sebagai ayah.
- Menyempurnakan keterampilan-keterampilanyang dipelajari
Anak
usia dini merupakan pribadi yang sedang tumbuh. Dengan demikian anak
selalu berusaha menggunakan kekuatan tubuhnya. Hal ini sejalan dengan
pertumbuhan geraknya. Pada usia 3 tahun anak baru mulai bellajar
mengendarai sepeda roda tiga dan mencoba untuk menguasainya.
Menginjak usia 4 tahun ia dengan mudahnya mengendarai sepeda roda
tiga tersebut. Semakin bertambah usianya semakin mantap
keterampilannya mengendarai sepeda roda tiga tersebut. Bahkkan anak
ingin mencoba mengendarai sepeda roda dua.
Bukan
hanya keterampilan gerak yang dimantapkan, tetapi juga interaksi
sosial. Bermain melihat latihan spotan untuk meningkatkan
keterampilan tersebut.
- Menyempurnakan keterampilan memecahkan masalah
Masalah
yang dihadapi oleh anak sehari-hari dapat bersifat masalah emosional,
sosial, maupun intelektual. Anak dapat menggunakan kegiatan bermain
sebagai sarana untuk memecahkan persoalan intelektualnya. Dengan
bermain anak dapat menyalurkan rasa ingin tahunya seperti bagaimana
caranya memasak air, mengapa pohon layu bila tidak diberi air,
mengapa es mencair di udara terbuka, dan sebagainya.
- Meningkatkan keterampilan berhubungan dengan anak lain
Melalui
kegiata bermain anak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan
keterampilan bergaulnya seperti bagaimana menghindari pertentangan
dengan teman, bagaimana tidak memaksakan kehendak kepada orang lain,
berbagi kesempatan menuntut hak dengan cara yang dapat diterima,
mengkomunikasikan keinginan, dan bagaimana caranya mengungkapkan
perasaan serta kebutuhannya.
- Cara memilih permainan yang sesuai dengan pembelajaran anak usia dini
Agar
tujuan pembelajaran tercapai dan proses belajar mengajar yang tidak
membosankan tercipta, kita perlu memahami secara tepat tentang
tingkat perkembangan anak. Dengan pemahaman tersebut kita diharapkan
dapat menempatkan alat permainan secara tepat. Alat permainan yang
sesuai dengan kebutuhan anak akan memacu perkembangan mereka. Selain
itu, alat permainan juga berfungsi sebagai dorongan atau tantangan
bagi anak. Ketika anak usia tiga tahun diberi mainan puzel yang
terdiri atas 15 potongan, puzel tersebut pasti hanya akan
diacak-acak. Tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan
pertumbuhan dan perkembangan yang yang diharapkan untuk dicapai anak
pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang telah dicapai
merupakan integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral,
fisik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional. Pertumbuhan anak yang
mencakup pemantauan kondisi kesehatan dan gizi mengacu pada panduan
Kartu Menuju Sehat (KMS)ndan deteksi dini tumbuh kembang anak.
Perkemabngan anak berlangsung secara berkesinambungan. Tingkat
perkembangan yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif, pada tahap selanjutnya.
Walaupun setiap anak adalah unik, karena perkembangan anak berbeda
satu sama lain yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal,
namun perkembangan anak tetap mengikuti suatu pola umum. Agar anak
mencapai tingkat perkembangan yang optimal, keterlibatan orangtua dan
orang dewasa menyeluruh dan terpadu, yang meliputi pendidikan,
pengasuhan, kesehatan, gizi, dan perlindungan yang diberikan secara
konsisten melalui pembiasaan.
Tingkat
pencapaian perkembangan disusun berdasarkan kelompok usia anak:
0
- < 2 tahun; 2 < 4 tahun; dan 4 - ≤
6 tahun. Pengelompokan usia 0 - < 1 tahun dilakukan dalam rentang
tiga bulan karena pada tahap usia ini perkembangan anak berlangsung
sangat pesat. Pengelompokan usia 1 - < 2 tahun dilakukan dalam
rentang enam bulanan karena pada tahap usia ini perkembangan anak
berlangsung tidak sepesat usia sebelumnya. Untuk kelompok usia
selanjutnya, pengelompokan dilakukan dalam rentang waktu per tahun.
- Tahap usia 0 - < 2 tahun, terdiri atas kelompok usia:
- < 3 bulan
- 3 - < 6 bulan
- 6 - < 9 bulan
- 9 - < 12 bulan
- 12 - < 18 bulan
- 18 - < 24 bulan
- Tahap usia 2 – < 4 tahun, terdiri atas kelompok usia:
- 2 - <3 tahun
- 3 - < 4 tahun
- Tahap usia 4 - ≤ 6 tahun, terdiri atas kelompok usia:
- 4 - < 5 tahun
- 5 - ≤ 6 tahun
Selain
berdasarkan pengelompokan usia, pemilihan permainan didasarkan juga
pada hal-hal berikut:
- Perkembangan emosi dan sosial anak
Perkembangan
emosi erat hubungannya dengan perkembangan sosial. Walaupun demikian,
masing-masing perkembangan memiliki kekhususan. Unsure-unsur yang
terkait didalam emosi anak adalah perhatian atau pujian. Penguasaan
emosi pada anak banyak tergantung pada factor-faktor kematangan anak
itu sendiri.
Sedangkan
contoh aspek sosial yang terjadi adalah interaksi yang lancar antara
guru dan anak. Agar hubungan erat antara guru/pendidik dan anak
terjalin, beberapa permainan atau alat bermain dibutuhkan pada wal
tahun ajaran.
- Puzzle yang terdiri dari satu potong gambar, kemudian bertahap ke puzzle yang memiliki lebih dari satu potong
- Alat meronce yang berbentuk manic-manik besar dengan tali dan lubang yang cukup besar.
- Buku perpustakaan yang terdiri atas buku dengan gambar yang besar dan huruf dalam jumlah sedikit.
- Lilin untuk membentuk dari bentuk yang mudah hingga bentuk yang sulit
- Alat untuk menggambar semua yang diekspresikan oleh anak.
- Pasir, rumah-rumah, dan alat masak-masak untuk bermain.
Factor
emosi dan sosial merupakan perkembangan kepribadian dan pembiasaan
(suatu perilaku yang sering berulang sehingga menciptakan suatu
kebiasaan) yang dapat membentuk:
- Kemandirian, yaitu mampu mengurus diri sendiri(mandi, berpakaian, bersepatu, menyikat gigi, mengurus barang-barang milik sendiri).
- Kebiasaan menghargai orang lain, milik orang lain, pendapat orang lain.
- Kemampuan mengambil atau memilih tugas
- Rasa tanggung jawab, yaitu mampu menyelesaikan tugas.
- Kemampuan mengendalikan diri
- Kemampuan kerja sama
- Kemampuan mendengarkan orang lain
- Kemampuan mengungkapkan diri
Alat
permainan yang diperlukan dalam proses pengembangan diri dapat
dipilih sesuai kebutuhan individual, kelompok kecil, maupun kelompok
besar. Jumlah alat tidak perlu sebanyak anak di dalam kelas, tetapi
cukup untuk digunakan secara bergantian. Alat permainan perkembangan
emosi sosial antara lain:
- Balok bangunan, berbagai macam balok seperti balok besar, kecl, polos, warna, bentuk geometri, kubus-kubus, dan prisma.
- Berbagai macam mozaik
- Puzzle lantai yang dimainkan bersama
- Papan permainan
- Sudut keluarga, toko-tokoan, permainan rumah sakit, polisi, kantor pos.
- Motorik halus
Menurut
Prof. Janet W Lerner, seorang guru besar di Universitas Northeastern
Illonois dalam bidang ilmu kemampuan dan ketidakmampuan belajar,
motorik halus adalah keterampilan menggunakan media dengan
koordinasi antara mata dan tangan. Oleh karena itu, gerakan tangan
perlu dikembangkan dengan baik agar keterampilan dasar yang eliputi
garis horizontal ( ___ ), garis vertical ( III
), garis miring kiri, atau miring kanan ( ///), lengkung ( ) (
), atau lingkaran ( oo) dapat terus ditingkatkan.
Dengan
memiliki keterampilan gerakan dasar maka anak mulai berekspolrasi
membuat bentuk-bentuk huruf. Alat-alat yang digunakan sebagai media
penunjang keterampilan dasar tersebut sebaiknya bervariasi seperti:
- Lilin
- Papan tulis, kertas, alat tulis, ranting kayu, pensil gambar dan sepidol
- Jari jemari
- Alat pasang-memasang
- Kertas
- Gunting
- Bentuk geometri untuk menjiplak
- Motorik kasar
Terdapat
banyak kegiatan dan alat permainan yang digunakan untuk mengembangkan
keterampilan dengan menggunakan otor besar – menggunakan
gerakan-gerakan bagian tubuh dengan tangkas dan tegas.
Alat
permainan yang digunakan antara lain:
- Kantong biji untuk dilempar, ditangkap, dan diletakkan di kepala sambil berjalan
- Simpai untuk kegiatan melompat
- Titian untuk menitih sambil melihat lurus kedepan
- Bola besar dan bola kecil untuk pelatihan melempar dan menangkap
- Perkembangan bahasa
Dasar
utama perkembangan bahasa adalah pengalaman berkomunikasi yang kaya.
Pengalaman yang kaya itu akan menunjang factor-faktor bahasa yang
lain, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Mendengarkan dan membaca termasuk keterampilan berbahasa yang
bersifat menerima, sedangkan berbicara dan menulis merupakan
keterampilan yang ekspresif. Perkembangan masing-masing factor secara
bertahap dan pentingnya memantau persepsi, ingatan, penglihatan, dan
pendengaran anak agar dapat mendeteksi kelemahan dan pengetahuannya
dalam bentuk bahasa. Sebuah pendapat mendapatkan bahwa kecepatan
peningkatan berbahasa anak diberikan secara terpadu dan utuh.
Dengan
kebiasaan dan pelatihan mendengarkan yang bervariasi, anak akan
memiliki keterampilan mendengarkan orang lain dengan baik. bila guru
selalu memusatkan perhatian pada kegiatan mendengarkan dan berbicara,
anak diharapkan terampil mengemukakan pendapat dengan kemandirian dan
tanpa pertolongan. Hal ini akan membuat anak meningkatkan motivasi,
minat, percaya diri, dan membantu pembentukan kepribadian anak itu
sendiri. Keterampilan dan kemampuan secara mental yang ekspresif
disertai dengan keterampilan mengkoordinasikan motorik halus dan
tangan dan mata membuahkan coretan-coretan yang mereka artikan “saya
menulis”. Dan ini merupakan penulisan pertama seorang anak. Untuk
memperoleh hasil yang maksimal, semua kegiatan dan lingkungan
pembelajaran dipersiapkan dengan cermat.
Alat
permainan yang dapat membantu anak mendeskripsikan fungsi, bentuk,
dan warnanya dapat diuraikan sebagai berikut:
- Benda dan gambar alat intruksi guru
- Alat permainan gambar, gambar berurutan
- Alat tulis dan menggambar media kreativitas
- Kumpulan buku cerita dan buku reveresi untuk dibacakan kepada anak maupun untuk dipinjam, untuk diingat dan diceritakan kembali.
- Kumpulan gambar provesi
- Kumpulan gambar, poster untuk berbagai macam tema sebagai konsep dasar yang perlu diketahui anak
- Persepsi penglihatan
Alat
permainan yang mendukung hal ini antara lain benda, gambar, bentuk
huruf, bentuk geometri dari berbagai warna dan ukuran untuk
dikelompokkan, bermacam-macam papan permainan yang digunakan untuk
berbagai macam bentuk balok yang berwarna-warni.
- Persepsi pendengaran
Alat
permainan yang digunakan untuk meningkatkan persepsi pendengaran
adalah puzzle dan gambar serta alat music dan benda-benda lain yang
dapat menghasilkan bunyi.
- Keterampilan berpikir
Alat
permainan yang dapat digunakan untuk mendukung proses keterampilan
tersebut adalah berbagai alat permainan yang berbentu keeping-keping
bentuk, mozaik, benda-benda lain, seperti batu untuk menghitung.
Dengan bermain balok, kemampuan mengamati maupun ingatan visual anak
akan terlatih. Hari ini anak mengambil balok yang paling panjang dan
mulai membangun. Esok hari dia akan mencari yang paling panjang dan
mulai membangun lagi. Tidak mustahil anak tersebut akan berujar,
“mana balok yang paling panjang?aku minta yang paling panjang”.
Kemampuan berbahasapun akan makin meningkat. Anak dapat berdiskusi
secara sepontan tentang bangunan yang mereka bentuk. Dalam permainan
ini pendamping dapat memantau kemampuan anak. Bermain balok sangat
berperan dalam mengembangkan kemampuan anak. Mencari keseimbangan dan
memilih mana yang cukup panjang berarti membuat estimasi. Anak juga
menafsir jumlah balok yang dibutuhkan olehnnya dan teman-temannya.
Anak-anak juga menafsir jumlah pemain tiap satu set balok, menentukan
nama bangungan yang berhasil dibentuknya, menunjukkan atau membuat
bangunan yang sama, bahkan lebih besar atau lebih kecil. Dengan
melakukan eksplorasi yang didasarkan pada pilihan sendiri maka anak
lebih mudah memahami berbagai konsep.
- Jenis permainan
Jenis permaininan
ada dua macam, yaitu permainan outdoor(luar
ruangan) dan permainan indoor
(dalam ruangan). Pilihlah sesuai dengan medan yang dimiliki.
- Permainan Outdoor
Permainan outdoor
biasanya dilakukan dengan jumlah personel yang tidak sedikit dan
membutuhkan banyak gerak sehingga membuat hal ini membutuhkan ruang
yang luas untuk gerak leluas bagi anak. Hal yang perlu diperhatikan
adalah bahwa permainan outdoor
ini biasa membuat anak memjadi kotor jika anda tidak menginginkan
anak menjadi kotor.
Untuk permaina
outdoor
ini, memang lebih mudah, karena masih banyak terdapat tanah lapang.
Beberapa keuntungan yang didapatkan dari permainan outdoor
ini adalah anak dapat mengenal dan persentuhan langsung dengan alam,
lebih banyak memberikan rasa nyaman terhadap anak untuk bergerak dan
membuat anak tidak jenuh karena banyak hal yang bisa dilihatnya.
- Permainan Indoor
Pemainan indoor
dilakukan disebuah ruangan dengan batas-batas tembok. Hal ini membuat
akses anak tertutup. Namun, banyak permainan yang menuntut dan untuk
dilakukan didalam ruangan, juga ada permainan yang tidak perlu
dilakukan tanah lapang. Dengan demikian, permainan indoor
membutuhkan personel yang lebih sedikit daripada permainan indoor
karena ruang yang terbatas.
Terkadang, permainan
indoor
ini cenderung memiliki fasilitas yang minim. Namun, hal ini dapat
disiasati dengan mempersiapkan media atau alat-alat permainan
terlebih dahulu sehingga dapat menghindari improvisasi dan bentuk
permainan yang ala kadarnya.
Permaina
indoor
akan melindungi anak dari panans matahari dan polusi udara serta
binatang-binatang kecil yang berbahaya. Kebanyakan fasilitator
menganggap bahwa permainan
indoor
ini lebih memberikan rasa nyaman terhadap anak daripada permainan
indoor.
Akan tetapi, setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda. Sebagian
anak lebih senang berada diluar dan sebagian lainnya berada didalam
ruangan. Fasilitator permainan harus pandai memilih hal ini.
Komentar
Posting Komentar