ALAT PERMAINAN EDUKATIF UNTUK PAUD


  1. Pengertian Alat Permainan Edukatif (APE)

            Menurut Mayke Sugianto, 1995, Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Pendapat lain dari Badru Zaman, (2007:03) menyatakan bahwa APE untuk anak TK adalah alat permainan yang dirancang untuk tujuan meningkatkan aspek-aspek perkembangan Anak TK. Hal ini senada dengan pendapat Adams (1975) yang menyatakan bahwa APE adalah semua bentuk permainan yang dirancang untuk memberikan pengalaman pendidikan atau pengalaman belajar kepada para pemainnya, termasuk permainan tradisional dan modern yang diberi muatan pendidikan dan pengajaran . Atas dasar pengertian itu, APE adalah permainan yang dirancang secara khusus dalam pembelajaran sebagai peningkatan perkembangan aspek-aspek perkembangan anak.

  1. Jenis-Jenis Alat Permainan Edukatif
    Jenis-jenis APE berdasarkan tempatnya dibagi menjadi 2, antara lain:

  1. Di Dalam Ruangan (Indoor)
         Sarana bermain di dalam ruangan (indoor) anak usia dini adalah seperangkat alat dan bahan bermain yang pada umumnya ditempatkan di dalam ruangan bagi anak PAUD yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
  2. Di Luar Ruangan (Outdoor)
    Outdoor adalah suatu kegiatan yang dilakukan diluar ruangan kelas (Indoor) dapat di lakukan di alam terbuka yang mempunyai tempat luas. Bermain outdoor bagi anak usia dini sangat penting, karena kegiatan diluar ruangan ini sangatlah menyenangkan. Sebagaian profesional dalam bidang anak usia dini

      sepakat bahwa bermain dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional dengan penekanan pada berbagai aspek perkembangan tergantung pada fokusnya dan program kegiatan yang diberikan. Frost dan Worthman 1966 merangkum bagaimana masing-masing aspek perkembangan dapat ditingkatkan melalui kegiatan bermain dan mengkalsifikasikan  tipe-tipe materi yang cocok untuk masing-masing perkembangan anak. dan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Anak-anak berkembang di semua bidang perkembangan sehingga menuntut  orang dewasa berhati-hati dalam mengatur dan merancang kegiatan outdoor dengan memperhatikan septi (keamanan) .

Tempat outdoor juga haruslah mempunyai estetika harus menyenangkan, ruang outdoor harus menarik indra. Talbot dan Frost 1966 setiap desaian dalam outdoor haruslah dipertimbangkan tempat bermain yang menstimulus rasa tabjub dan kepekaan indra anak, hal ini akan berpengaruh terhadap motivasi anak untuk beraktivitas yang akhirnya meningkatkan kepekaan rasa anak dalam menyerap estetika.

Dalam kurikulum lingkungan  bermain outdoor adalah hal yang memerlukan perhatian yang sama dengan kegiatan di dalam kelas yang memperhatikan sofat emosional, sosial, ekonomi, kognitif dan fisik.

  1. Tujuan perkembangan Sosial Emosional, antara lain:

  • Mendemonstrasikan kemampuan sosial dengan membantu merawat taman, berpartisipasi dalam permainan bersama teman sebaya.
  •  Berunding dan kompromi serta kooperatif dengan sesama teman dalam menggunakan peralatan yang ada di arena bermain, berbagai alat , seni bermain kelompok.
  •  Mengekspresikan kreativitas, dengan membuat berbagai benda, seni, mengembangkan permainan baru.
  • Mempertinggi rasa percaya diri (guna mengasah motorik halus dan motorik kasar)
  • Menambahkan kemandirian, seperti mendaaki, turun dengan menggunakan tali sendri dan lainya.
  • Menunjukkan prestasi yang dibaangakan, seperti memperkuatkan kekuatan fisik, membawa hewan peliharaan dan lain sebagainya.

  1. Tujuan Perkembangan Kognitif

  • Membuat suatu keputusan yang diambilnya sendiri.
  • Merencanakan dan memiliki banyak ide dalam segala bentuk permainan yang di berikan.
  •  Memecahkan masalah dari setiap permainan yang diberikan oleh guru pembimbingnnya, seperti membuat terowongan dibukit  pasir dan dapat melakukan perpindahan permainan dari satu permainan ke permainan yang lain.
  • Menggali pengalaman melalui berbagai peran dan kegiatan bermain.
  • Dapat bekerjasama dengan teman-teman sepermainannya.
  •  Mengembangkan pemahaman konsep awal dalam bidang matematika
  • Memperkaca kosa kata  dalam berdialog.

  1. Tujuan perkembangan Fisik.

  • Mengembangkan motorik kasar dalam setiap kegiatan permainan sehari-hari. Seperti mendaki, bergelayutan, melompat, loncat tali dan berlari-lari.
  •  Mengembangkan motorik halus seperti bermainan dengan air dan pasir, menggambar, melukis, mengumpulkan benda-benda kecil.
  •  Menambah koordinasi  gerakan dengan  mata dan tangan.
  • Mengatur keseimbangan badan dalam melakukan kegiatan dalam permainan
  • Menambah kesadaran akan ruang dan tempat tempat bermain.
  • Menunjukan ketekunan dan ketahanan dalam melakukan kegiatan bermain dari sarana yang digunakan.



  1. Prinsip-Prinsip Penggunaan Alat Permainan Edukatif

  1. Berdasarkan minat anak ketika bermain
  2. Bervariasi, tidak berbahaya serta menarik
    Sebaiknya permainan edukatif dapat memotivasi anak untuk melakukan berbagai kegatan serta tidak memerlukan pengawasan terus-menerus. Dengan begitu, anak akan bebas dengan penuh kesukaan dan kegembiraan dalam mengekpresikan kegiatan kreatifnya.
  3. Tingkat kesulitan sesuai dengan kemampuan anak
  4. Desain mudah dan sederhana sesuai usia anak
    Dalam permainan edukatif akan lebih baik bila sederhana karena jika peralatan terlalu banyak detail (rumit) akan menghambat kebebasan anak untuk berkreasi. Yang terpenting adalah alat tersebut trepat dan tepat pada sasaran edukatif, sehingga anak tidak merasa terbebani oleh kerumitannya.
  5. Multifungsi artinya permainan edukasi tersebut sesuai untuk anak laki-laki atau perempuan.
  6. Awet dan sesuai kebutuhan
    Hendaknya permainan edukasi tahan lama dan sesuai tujuan yang diinginkan, sesuai kebutuhan dan tidak menghabiskan ruangan
  7. Mendorong anak untuk bermain bersama
    Untuk mendorong anak dapat bermain bersama agar perkembangan sosial-emosionalnya juga dapat berkembang. Oleh karena itu, perlu menciptakan permainan yang dapat dilakuakn dengan kerjasama dengan orang lain.
  8. Mengembangkan daya fantasi
    Permainan edukasi diharapkan mampu mengembangkan daya fantasi dan imajinasi anak.


4.         Ciri-Ciri, Syarat-Syarat, dan Fungsi Alat Permainan Edukatif (APE)

        Alat Permainan dapat dikatakan edukatif apabila memiliki ciri-ciri salah satunya yaitu mengandung nilai-nilai pendidikan. Selain itu, dalam pembuatan Alat Permainan Edukatif memiliki syarat yang harus dipenuhi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan sehingga akan aman saat menggunakan dan dapat berfungsi untuk menstimulasi perkembangan anak. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai ciri-ciri, syarat, dan fungsi Alat Permainan Edukatif (APE).

     Ciri-ciri Alat Permainan Edukatif (APE) menurut Andang Ismail (2009: 109-146) antara lain:

 1) Merangsang anak secara aktif berpartisipasi dalam proses, tidak hanya diam secara pasif dan hanya melihat.

2) Bentuk mainan ”unstrusure” sehingga memungkinkan anak untuk membentuk, mengubah, mengembangkan sesuai imajinasinya.

3) Dibuat dengan tujuan untuk pengembangan aspek perkembangan tertentu sesuai dengan tahapan usianya.

4) Desain yang mudah dan sederhana sehingga tidak menghambat kebebasan anak untuk berkreativitas. 5) Aman bagi anak, baik dari cat, warna, serta bahan dasarnya yang rapi dan tidak tajam, sehingga membantu orang tua atau pendidik dalam mengawasi kegiatan anak.

      Pendapat di atas memiliki kesamaan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Tedjasaputra (Kamtini dan Husni, 2005: 61) bahwa ciri-ciri Alat Permainan Edukatif (APE) yaitu dapat dimanfaatkan dengan berbagai tujuan, manfaat, dan menjadi bermacam-macam bentuk; ditujukan terutama untuk anak-anak prasekolah; segi keamanan sangat diperhatikan baik dari bentuk, penggunaan cat, maupun pemilihan bahannya; membentuk anak terlibat secara aktif dan sifatnya konstruktif. Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri alat permainan edukatif adalah dapat digunakan oleh anak dengan berbagai cara sesuai dengan kreativitasnya.

     Pembuatan Alat Permainan Edukatif (APE) tentu memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi, sehingga memberikan dampak positif bagi penggunanya. Prasyarat Alat Permainan Edukatif (APE) yaitu mengandung nilai pendidikan, tidak berbahaya bagi anak (aman), menarik dilihat dari warna dan bentuknya, sederhana, tidak mudah rusak, ukuran dan bentuknya sesuai dengan usia anak (Depdiknas, 2007: 8).

     Sedangkan Fungsi Alat Permainan Edukatif (APE) yaitu memberikan ilmu pengetahuan kepada anak melalui proses pembelajaran bermain sambil belajar; merangsang pengembangan daya pikir, daya cipta, dan bahasa, dapat menumbuhkan sikap, mental serta akhlak yang baik; menciptakan lingkungan bermain yang menarik, memberikan rasa aman, dan menyenangkan; serta meningkatkan kualitas pembelajaran anak-anak (Andang Ismail, 2009: 138).

Pentingnya Alat Permainan Edukatif (APE)

     Alat Permainan Edukatif (APE) menjadi sebuah kebutuhan yang amat strategis bagi anak-anak karena memiliki nilai-nilai pendidikan bagi anak. 19 Menurut Andang Ismail (2009: 113) pentingnya Alat Permainan Edukatif (APE) antara lain: (1) Melatih konsentrasi anak karena pembelajaran yang disampaikan dengan menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE) dapat membantu anak untuk mempertahankan konsentrasinya karena anak merasa tertarik dengan alat peraga yang digunakan, (2) Mengajar menjadi lebih cepat karena pembelajaran dengan menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE) guru dapat menjelaskan banyak hal dengan waktu yang singkat dan mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, sebaliknya jika guru lebih banyak menggunakan kata-kata lisan saat pembelajaran maka dapat disalahartikan oleh anak dan membutuhkan waktu yang lama. Selain itu menyampaikan sesuatu dengan alat peraga akan lebih berhasil dibandingkan dengan hanya melalui kata-kata, dan (3) Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena cara mengajar yang disampaikan dengan bentuk yang berbeda-beda akan memberikan suasana belajar yang menyenangkan dan mampu membangkitkan motivasi belajar. 

5.         Penggunaan APE  pada PAUD

  1. Yang perlu diperhatikan dalam permainan edukatif yaitu

  1. Penataan lingkungan, dalam penataan permanan dukatif  berbeda dengan alat rekreatif, untu alat ini harus tertutup dan diberikan seuai dengan rencana pembelajaran
  2. Pengarahan sebelum bermain, dalam kesempatan ini guru harus memperkenalkan alat yang dipakai, memberikan cara atau aturan dalam menggunakan alat, kapan memulai dan mengakhiri dan merapikan alat kembali
  3. Pelaksanaan permainan, ebaiknya guru memberikan contoh dalam melaksanakan prmainan, memberikan motivasi, memberikan bantuan anak yang membutuhkan, mencobakan dengan cara yang lain untuk memperkaya pengalaman anak, dan mendokumentasikan hasil yang dicapai anak.
  4. Kegiatan setelah bermain, yaitu membereskan alat, jika anak belum terbiasa, anak harus dilibatkan dalam membereskan.

  1. Penggunaan APE sesuai dengan karakteristik anak yaitu :

  1. Usia 0-6 bulan. Masa umur ini secara umum anak mengeksplorasi lingkungan melalui suara, pengamatan dan sentuhan.
  2. Usia 7-12 bulan. Anak umumnya dapat mengingat konsep sederhana sehingga anak suka kegiatan menyimpan dan mengeluarkan benda, mencari benda yang disembunyikan, menirukan suara yang menarik dan melihat gambar
  3. Usia 12-18 bulan. Anak mulai menyukai tantangan untuk melakukan manipulasi dan eksperimentasi serta menikmati dongeng
  4. Usia 18-24 bulan. Anak menghabiskan waktu dengan alat permainan yang dapat dikelola bebas oleh dirinya sendiri
  5. Usia 2 - 3,5 bulan. Umumnya menyukai bongkar pasang dan benda yang menguji kemampuan seperti lego, playdough, sosiodrama.
  6. Usia 3,5 – 5 bulan, senang bermain bersama teman sebaya , permainan fisik, dan serba ingin tahu
  7. Usia 5 – 7 tahun yaitu rasa ingin tahu bertambah besar dengan focus interest pada kegiatan sosial, sains, akademik lainnya.

  1. Penggunaan APE sesuai dengan konsep pengetahuan yaitu :

  1. Bahasa

  1. Mendengar
  2. Berbicara
  3. Membaca
  4. Menulis pemahaman
  5. Pengertian buku dan bahan teks
  6. Keaksaraan sebagai sumber yang menyenangkan

  1. Matematika

  1. Mencocokkan
  2. Membandingkan dan pengukuran
  3. Geometri dan ruang
  4. Pola dan hubungan
  5. Urutan buku
  6. Penjumlahan dan pengurangan
  7. Konsep bilangan
  8. Klasifikasi, pengumpulan, pengorganisasian, dan penyajian data

  1. Sains

  1. Pengetahuan fisik
  2. Pengetahuan kehidupan
  3. Alam dan lingkkungan

  1. Ilmu sosial

  1. Bagaimana berinteraksi dengan orang lain
  2. Anak belajar tentang tempat dan geografi
  3. Lingkungan

  1. Seni
         Pengetahuan mengenai seni merupakan perpaduan antara pekerjaan merancang, kreativitas, dan eksplorasi.

Komentar